Rahmah, Limesa Irhamni and Setiadi, David and Firdaus, Asep (2023) KETIDAKADILAN PADA PEREMPUAN TIONGHOA YANG TEREFLEKSI DALAM NOVEL DARI DALAM KUBUR KARYA SOE TJEN MARCHING. BAHTERA INDONESIA: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 9 (1). pp. 109-130.
![]() |
Text
LOA ARTIKEL-LIMESA IRHAMNI RAHMAH-1931311009.pdf Download (352kB) |
![]() |
Text
ARTIKEL-LIMESA IRHAMNI RAHMAH-1931311009.pdf Download (319kB) |
Abstract
Peristiwa 1965 yang mendeskreditkan perempuan/kelompok organisasi perempuan tertentu seperti Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Hal ini juga menjadi cerita dalam novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching. Menariknya, cerita novel diambil melalui sudut pandang perempuan beretnis Tionghoa. Penelitian ini bertujuan menganalisis bentuk-bentuk ketidakadilan yang dialami oleh perempuan Tionghoa (perempuan lainnya) yang terefleksi dalam Novel Dari Dalam Kubur karya Soe Tjen Marching. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis. Penelitian ini juga menunjukkan adanya ketidakadilan pada perempuan Tionghoa (perempuan lainnya) di era pasca-peristiwa 1965. Ketidakadilan dialami oleh 1) Djing Fei/Lidya Maria, diduga menjadi istri yang dominan dan diberi cap/stigma pelacur; dan 2) Maya, dikucilkan karena memiliki kelainan fisik dan mental. Marginalisasi dialami oleh Djing Fei/Lidya Maria (perempuan lainnya) dampak dari pemerkosaan. Subordinasi dialami oleh Lan Ing/Inggrid yang dianggap sebagai beban bagi suaminya. Stereotip dialami oleh 1) Karla, dari lingkungannya seperti dianggap anak tetangga, “Cina ireng”, “Pu Ren” pembantu yang hina, dan wanita yang kurang ajar; 2) Djing Fei/Lidya Maria, mengalami stereotip “Cino sombong”, keluarga PKI, Atheis, dan Gerwani karena status eks tapol; 3) Lan Ing/Inggrid, mengalami stereotip julukan si “Monyet”, menggunakan gunaguna, perempuan kotor; dan 4). Agatha, dianggap perempuan yang murahan dan tidak tahu diri. Kekerasan dialami oleh 1) Djing Fei/Lidya Maria, berupa ditangkap secara paksa, ditelanjangi, dilecehkan secara verbal seperti “Lonte Cina” dan “Pelacur mulus”, diperkosa, digrayangi tubuhnya, dihujam putung rokok pada tubuhnya; 2) Fan, berupa ditangkap secara paksa, diperkosa, dan dibunuh, 3) Lan Ing/Inggrid, mengalami KDRT, dan 4) Karla, mengalami kekerasan berupa pelecehan secara verbal (catcalling)
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | etnis Tionghoa, Gerwani, ketidakadilan, perempuan, peristiwa 1965 |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | Heriska Heriska |
Date Deposited: | 17 Jun 2024 08:34 |
Last Modified: | 17 Jun 2024 08:34 |
URI: | http://eprints.ummi.ac.id/id/eprint/3669 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |